Selasa, 07 Juli 2015

kau kecil tapi besar

Kembali bercumbu dengan semesta. Kaki-kaki kecil mulai melangkah. Malam pun mulai mendekapku erat. Aku tak dibiarkannya jatuh ke dalam alam mimpi. Semakin larut semakin dingin yang aku rasa, tapi hangat canda tawa meluruhkannya.

Seperempat malam telah aku lalui. Menanti pagi yang belum tiba. 
Beberapa raut muka mulai terlihat letih.
Di sini, di titik ini walau berbeda satu bukit dengan yang dituju. Aku membaringkan tubuh. Tubuh yang hanya titipan.

Pagi mulai menyapa. Aku tertatih dalam ruang mimpi. Perlahan membuka mata. Embun pagi mengecup kening , seakan memberikan kasih sayang. Ku berbisik kepadanya "apakah perjalanan masih panjang?". Dia tidak menjawab. Mungkin terlalu dini untuk bertanya. Pikirku.

Selepas beberapa doa yang kami panjatkan pagi itu,  aku dan mereka melanjutkan perjalanan sembari menatap dan menunjuk tempat yang dituju. "Terlihat kecil, ucap mereka". Menikmati hangat mentari yang masuk ke dalam pori-pori kulit. Keceriaan menyelimuti kami. Sangat bersemangat. Hingga menjelang siang semangat kami redup. Tampaknya mentari lebih bersemangat membakar kulit kami. Debu dari pijakan sangat menggangu pernafasan. Raut patah arang mulai muncul.

Tawa canda kembali memecahkan suasana. Namun tak lama sampai beberapa mulut berucap keluh. Kaki terus melangkah sebelum asa hilang menjelang malam. Terang pada akhir nya dimakan gelap. Alat penerang seadanya menemani aku. Cahaya nya yang samar menembus batas rimba. Masuk ke dalam celah-celah belantara. Tampak pepohonan rimbun seperti bercengkrama mesra di dalam gelap nya malam.

Tak sadari kaki-kaki yang lemah ini telah berpijak pada tanah penantian. Tanah yang sunyi. Tanah di atas ketinggian. Aku ucapkan salam, ku perkenalkan diriku yang kerdil ini seraya menatap ribuan bintang yang menyapa hangat di atas sana. Gemerlap lampu kota pun tak mau kalah di bawah sana.
Angin bergemuruh menggetarkan kaki-kaki ini. Masih bersama gelap kutitipkan tubuh ini hingga menunggu pagi.

Pagi itu, mentari muncul dan melakukan tugasnya dengan baik. Dengan sekejap tanah penantian ini berubah bak lautan manusia. Wajah-wajah lelah sisa semalam pudar terbiaskan oleh lukisan Sang Pemilik Semesta. Karya Tuhan tak pernah mengecewakan.
Berpikir sejenak di atas awan."Apakah ini cara menikmati ciptaan-Nya?" Apakah ini wujud dari mencintai semesta alam?". Bukan. Pikirku.
Jangan pernah mengukur dalamnya cinta hanya dari perlakuannya. Dia yang diam di rumah belum tentu cinta nya lebih kecil daripada dia yang berpetualang tapi tidak menjaga alam dengan baik.

Misi pun telah terlaksana dengan baik, yakni aku dan mereka telah berpijak di tanah penantian ini. Namun tujuan yang sebenar nya adalah kembali ke rumah dengan selamat. Karena disanalah ada orang-orang yang aku dan mereka rindukan.
Berbekal semangat aku dan mereka segera turun. Terik nya mentari beradu dengan debu merupakan kombinasi yang luar biasa. Cukup membuat persediaan air kami habis.
Beberapa pasang tangan mulai menopang lutut. Buliran keringat terjatuh. Suara hembusan nafas terengah-engah. Detak jantung berdeguk kencang. Saling bertatapan satu dengan yang lain. Sebagian sorot mata masih memiliki keyakinan, ada yang kosong, segelintir dengan raut keraguan.
Menguras tenaga. Kerongkongan terasa nikmat bila dilalui minuman berkarbonasi, itu yang ada dalam benak kami.

Kembali berkeluh. Seperti teriakan jangkrik yang mengeluh-eluhkan kehidupan. Namun keluh tak dapat menyelesaikan permasalahan.
Aku hening mencoba bercermin diri. Yang aku rasa ini adalah ujian.
Pikirku, keangkuhan manusia yang menyebabkan hancur nya sebuah perjalanan, seolah-olah tak percaya pada Sang Pemilik Semesta. 
" kau terlihat kecil tapi besar "
Hati-hati dengan ucapanmu. Ucapan adalah doa. Itu benar.
Seperti kutipan dari sahabat. Jika gunung dan belantara dapat berkata.


Mungkin ini yang akan dikatakannya :
"Kalian yang mendatangiku"
"Aku bukan untuk kalian taklukan"
"Aku menjamu setiap niat dan perkataan baik"
"Dan aku akan menguji setiap kezaliman!"







Cikuray 2009
by : Siloka Ingsun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Read more: http://www.caraseoblogger.com/2013/11/cara-menambahkan-animasi-burung-twitter.html#ixzz3el8JkrWy