Jumat, 11 September 2015
Seranum rindu di Lawu
Kamis, 30 Juli 2015
Pasti
............................................
Ketika harapan itu nyata..
Bahagia pun bukan main...
Tapi ketika harapan itu sirna...
Apakah bisa ikhlas menerimanya...
Belajar untuk itu..
Belajar untuk menerima apa yg menjadi kehendak Nya..
Harapan memang perlu tapi serahkan semuanya ke dalam tangan-Nya..
Niscaya walaupun harapan itu tak menjadi nyata...
Tapi rasa damai yg luar biasa meyelimuti hati ini...
Sulit memang tapi pasti bisa...
Bila kita berserah hanya kepada Nya..
Belajar hanya untuk tidak terlalu berharap..
Belajar untuk menerima apa yg terjadi..
Belajar untuk tersenyum walau....
Belajar percaya bahwa mukjizat-Nya pasti nyata untukku...untuk anda..untuk mereka.
Walau rasa kecewa..kesal..
Berkecamuk dalam dada.
Selalu percaya d setiap badai pasti ada pelangi..
Dan ku percaya Tuhan akan mengganti semuanya yg lebih baik....
PASTI..
Kutitipkan rindu pada mereka yg kukasihi..
Jumat, 10 Juli 2015
Ikhlas seperti hujan
Hujan...
Entah aku sedang risau atau pun gundah
Kau tetap sama
Selalu membasahi
Ketika ku kering oleh rindu
Kau datang membasahi jalanku
Kadang kau tak diharapkan
Kadang kau diharapkan
Tapi kau tetap ikhlas
Membasahi isi bumi
Gumpalan awan dan kilatan petir kadang menemanimu
Rintikmu begitu syahdu
Tapi sungguh malang nasibmu
Selalu dijadikan kambing hitam
Oleh segelintir manusia hina
Kau memberi tanpa mengharap kembali
Kau membasahi tanpa memilih
Kasihmu tak kan hilang dalam hitungan waktu
by : Siloka Ingsun
Kamis, 09 Juli 2015
surya kencana
Mentari nan perkasa
Mengintip dari tirai cakrawala
Degradasi garis langit
Menghiasi lara yang meraja
Sepotong memori yang tertelan
Diantara jajaran bunga abadi
Bunga yang tak berwangi
Namun bermakna di relung hati
Di bawahnya mengalir sungai
Sungai kehidupan..
Bila malam tiba
Taburan bintang ikut menghiasi
Semilir angin riuh terhempas
Dari balik gunung gemuruh dan gede
Dinginnya menusuk
Menggetarkan jiwa yang haus akan rimba
Seperti membisikan keraguan
Namun hati ini tak pernah ragu
Tentang kemegahannya
Bila esok masih tersisa nafas
Ingin sekali ku kembali
by : Siloka Ingsun
Selasa, 07 Juli 2015
kau kecil tapi besar
Cikuray 2009
by : Siloka Ingsun
Senin, 06 Juli 2015
entahlah
Sekarang sehat besok bisa sakit
Sekarang kaya besok bisa miskin
Semua atas kehendak-Nya
Angin pun bergerak atas kehendak-Nya
Begitu pun ombak
Mungkin sampai besok
Mungkin sore nanti
Mungkin...
Entahlah...
Jangan kau seperti tanaman merambat yang bisa hidup jika menempel pada pohon
Menunduk pada yang tua
Merendah pada yang meninggi
Berdiri tegak menyikapi hidup
Lebih penting jadi orang baik?
Entahlah....
Pria wanita, tua muda
kaya miskin, baik buruk
Pada akhirnya...
Semua akan kembali pada tempatnya.
batu akik
Minggu, 05 Juli 2015
wayang
Kami saukur ngemutan
Kami ge ngaraos teu acan dugi
Teu acan tangtos tiasa mung sèeur lepatna
Nyuhungkeun dihapunten ti luhur sausap rambut ti handap sausap dampal...
Janten jalmi mah ulah agul ku payung butut
Bilih tideuha ku pamawa sorangan
Diluhureun lalangit masih aya lalangit
Paripolah manusa anu agul adigung adiguna
Cunduk kanu waktos ninggang kanu mangsa
Tos keunging kanu tikoro na mah bakal nalangsa tah hirup
Jalmi jago mah jalmi anu tiasa naklukeun sagala rupi hawa napsu awon dinu diri
Kami keudah uninga yen mahkota kahuripan nyaeta handap asor
Sadaya daya na ge sajengkal
Ulah hilap kanu purwadaksi
Ulah hilap kanu wiwitan yen asal muasal kami teh ti manten?
Kami lir ibarat wayang anu ngalalakon dina pangumbaraan
Dibalik sadayana aya dalang anu saujratna nyaeta Sanghyang Widi
Enggal-enggal bebenah diri kumargi salengkah manusa mah maut
Ngan nu janten p'tanyaanna lengkah mana anu bade dijugjug?
Rupina Sanghyang mah nuturkeun yen kami bade lelengkah halu kamana oge teu langkung asal kami siap nyepeung anu landian na resiko..
Ulah hilap aya hiji anu keudah diemutan,
kami hirup kanggo ngantosan mulih,
nu janten pertanyaan ;
"Naon anu bade dicandak upami atos waktosna mulih ka jati mulang ka asal?"
by : Siloka Ingsun
bertemu sembilan
Cerita lama ku tulis kembali....
Dalang pun telah tertidur lelap
Astina dan karangtumaritis porak poranda
Sang semar bersembunyi dalam terang
Melakukan pergerakan di bawah tanah
Kicauan gagak memanggil sembilan
Bertemu sembilan wayang
Baik buruk pahit manis menjadi satu
Mengikuti ekor sang semar
Mencari satu pintu yg belum terbuka
Kemanakah sembilan akan dibawa ?
Kemanapun kaki melangkah, sang semar selalu mengamati
Satu demi satu pergi
Melangkah lebih luas
Mencari jati diri yang hakiki
Berkarya pergi ku kembali
Menjadi lakon dalam kidung kehidupan
Mencapai kebijakan itu tidak mudah
Seperti usaha tak berujung
Ingatlah sabda sang semar
Hanya berserah diri pada-Nya
Jauh menerawang ruang batin
Suatu saat..
Bertemu sembilan kembali....
by : Siloka Ingsun
seratus dua puluh delapan
Stop dari sekarang, mereka membunuh mu perlahan.
Semula hanya tanya
by : Siloka Ingsun
Selasa, 30 Juni 2015
di bawah naungan alkohol
by : Siloka Ingsun