Malam ini kutulis surat ini di tempat favorite saya di bawah tangga messan seberang toilet pasien.
Hei kamu !
Jangan pernah menyakiti wanita itu, jangan pernah kau melukai hati wanita itu.
Asal kamu tahu wanita yang kau pacari itu wanita kesayanganku juga.
Maafkan, saya sering berandai-andai menjadi kekasihnya juga. Selalu rindu memeluk dan megecup keningnya. Namun apadaya saya cuma pemeran figuran! Hanya menawarkan bahu padanya ketika kamu tidak ada untuknya.
Saya cuma menitipkan pesan!
Katanya doa bisa merubah takdir.
Namun pabila memang kamu bertakdir tetap menggandeng wanita kesayanganku.
Tolong !
Peluk wanita kesayanganku dengan erat.
Kecup keningnya!
Kemudian tatap dalam-dalam matanya.
Seperti apa yang kulakukan .
Saya sadar dari awal kisah, saya bukan tokoh utamanya. Tapi saya ingin tetap terlibat karena saya tetap mencintainya seperti awal ku bertemu dengannya.
Memang terdengar sakit dan terlihat berantakan.
Namun bersyukurlah masih bisa merasakan sakit, dengan itu berarti hatimu hidup!!
Jakarta, 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar