Ketika berbicara tentang rindu, ya tentu saja rindu bersandar pada alam walau pada kenyataannya rindu pada makhluk yang ku sebut misterius.
Duduk manis beralaskan rumput dibawah lindungan pohon-pohon yang menjulang di tengah rimba belantara.
Merasakan belaian angin,nyanyian penghuni alam raya.
Melihat goyangnya tumbuhan.
Ditemani si putih yang berasap beradu dengan satu sloki The Macalan 1939, Chivas Regal Royal Salute pun tak masalah apalagi Ladybank Single Malt yang luar biasa.Satu sloki saja terasa nikmat ketika membasahi kerongkongan, cukup merasuki kinerja otak kiri dan kanan.
Bertanya dalam diri sejenak "apa yang ada di dalam benak para alkoholic? mencari kenikmatan di batas ambang alam sadar atau hanya sekedar pelarian?" Entahlah,,hanya para pelaku yang tahu jawabannya :) .
Cukup lama ku tertegun hingga dikagetkan oleh suara teriakan kesakitan.
Dengan tatapan tanda tanya mengamati sekitar.
"Di bawah !! teriaknya". Aku rumput yang kau injak !"
Ku goyang-goyangkan kepala seraya meningkatkan fokus. Ah mungkin efek alkohol pikirku.
Ku cabut salah satu rumput yang ada di depanku, ku selipkan ke dalam mulut.
"Sudah kau injak, sekarang kau cabut ! Betapa egois nya manusia. Jangan kau abaikan, kami sama-sama makhluk-Nya. Bertumbuh bernafas serta bertasbih kepada-Nya. Kau manusia cuma dapat merusak dan menyia-nyiakan hidup! Jika ku diberi satu permintaan, ku ingin terlahir sebagai manusia bukan sebagai rumput. Tentu nya sebagai manusia yang berguna dan bermanfaat tidak sepertimu. Dan ini bukanlah penyesalan, ku terima takdirku untuk dipotong dan diinjak-injak manusia. Sekecil apapun sesuatu yang diciptakan pasti ada maksud dan tujuannya.Itulah takdirku untuk memberikan kehidupan bagi makhluk lain berdasarkan izin-Nya".
Kembali tersadar mataku tak berkedip mendengar celotehan rumput tadi.
Ada sesuatu yang ingin ku ucapkan pada alam ini " Terima kasih karena kau telah menampar dan mengajarkanku tuk mengenal siapa penciptamu".
and The Point Here Is....
Bersyukur............
HARGAI HIDUP ANDA........................
by : Siloka Ingsun
by : Siloka Ingsun